1. Apa yang dimaksud dengan bisnis ?
Jawab : Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy
yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana
kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk
mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik
dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital
yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan
seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras
dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh
pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja. Secara etimologi,
bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri
memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata
bisnis dapat merujuk pada badan usaha,
yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk
pada sektor pasar tertentu, misalnya “bisnis pertelevisian.” Penggunaan
yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi “bisnis”
yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
2. sebutkan dan jelaskan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi iklim bisnis di indonesia ! minimal 7 point
jawab : Faktor-faktor yang menentukan iklim bisnis, adalah :1. Investasi
adalah penggunaan sumber-sumber untuk
menciptakan modal baru yang di berikan oleh para pemberi modal yang juga
mencari keuntungan dengan menanamkan uangnya dengan berharap akan
menjadi bertambah banyak. Seorang pemilik modal menanamkan uangnya pada
suatu perusahaan yang baru berkembang, maka perusahaan itupun
mendapatkan dana yang menjadi modal awal perusahaan tetapi apabila
sesudahnya akan berbagi keuntungan dengan si investor. Namun apabila
perusahaan tersebut tidak memiliki investor atau penanam modal,
perusahaan tersebut harus berusaha keras dengan modal seadanya yang
sedikitnya akan berpengaruh terhadap iklim bisnis di Indonesia dengan
hambatan permodalan yang di alami perusahaan.
2. Tabungan
Jumlah yang diputusakan oleh para pekerja
untuk ditabung akan menentukan kuat lemahnya multiplier. Semakin banyak
tabungan berarti semakin sedikit pengeluaran dan semakin lemah
multiplier tersebut, tetapi tabungan itu juga sumber untuk investasi
modal di masa mendatang. Contoh nyatanya adalah apabila adanya
keteraturan dan keterpercayaan seseorang atau kelompok orang terhadap
tabungan, iklim bisnis itu dapat diramalkan bagaimana kedepannya.
3. Pemerintah
sangat berpengaruh dalam iklim bisnis di
Indonesia, berperan sebagai pengelola sistem bisnis yang ada di
Indonesia. Melalui kebijakan / kebijaksanaan “fiskal” dan “moneter”.
mengapa bisa begitu?
a. Kebijaksanaan fiscal :
Hal ini juga berpengaruh terhadap iklim bisnis di Indonesia karna
biasanya kebijakan fiscal di gunakan untuk mempengaruhi permintaan
dengan meningkatkan pajak (mengurangi permintaan) atau meningkatkan
pengeluaran pemerintah (meningkatkan permintaan).
b. Kebijaksanaan moneter :
hal ini sangat berkaitan dengan pengelolaan supply uang untuk
meningkatkan atau menurunkan permintaan. Penggunaan kedua alat tersebut
untuk mempengaruhi system bisnis yang telah meningkat.permasalahan yang
terjadi disini biasanya adalah terjadinya inflasi. Inflasi adalah suatu
kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam perekonomian yang di
alami secara terus menerus dalam jangka waktu yang sangat lama. Sehingga
berpengaruh terhadap berkembangnya bisnis yang ada di Indonesia.
4. Pengangguran.
Hal tersebut terlihat karena minimnya
masyarakat yang telah lulus dari perguruan tinggi untuk membuka peluang
usaha sendiri. Bahkan rata-rata lulusan perguruan tinggi yang bangga
dengan gelar sarjana yang disandangnya memutuskan untuk mencari
pekerjaan di perusahaan-perusahaan swasta, pemerintah dan
instansi-instansi pendidikan.Pandangan yang terus menerus seperti itu
menyebabkan masyarakat kita berlomba-lomba untuk mendapatkan tempat di
perusahaan-perusahaan swasta ataupun negeri. Setiap tes seleksi
penerimaan pegawai selalu penuh dengan penggemar yang setia pada setiap
tahunnya mengikuti tes tanpa adanya rasa letih. Padahal, banyak pula di
antara mereka yang masih menganggur dan tetap menunggu tes berikutnya
tanpa melakukan usaha lainnya guna mengurangi tingkat pengangguran di
Indonesia secara signifikan.Pengangguran di Indonesia meningkat pula
dengan semakin berkurangnya lapangan pekerjaan bagi mereka yang hanya
mendapat pendidikan sampai jenjang sekolah lanjutan atas. Perkembangan
zaman yang semakin membutuhkan tenaga ahli di berbagai bidang sesuai
spesifikasi keilmuan, menyebabkan para lulusan sekolah lanjutan atas
hanya bisa menjadi pegawai toko, buruh pabrik, atau bahakan tenaga
kebersihan di sebuah perusahaan.
Dengan adanya pemikiran masyarakat yang
menyekolahkan anaknya ke jenjang sekolah kejuruan (SMK), membuat lulusan
tingkat sekolah lanjutan atas ini memiliki kompetensi. Mereka tak hanya
mampu bekerja di berbagai instansi dengan jabatan yang lebih tinggi,
namun dapat pula membuka usaha sendiri yang ahli di bidangnya. Banyaknya
lulusan SMK setidaknya dapat mengurangi tingkat pengangguran di
Indonesia, sebab lulusannya memang disiapkan untuk langsung kerja.Untuk
dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia, memang tidak harus
menggantungkan hidup hanya dengan menjadi pegawai di sebuah perusahaan. Membuat usaha sendiri adalah solusi yang sangat baik dan efektif untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
5. Politik
Walaupun tidak terlalu nampak mata apa
yang bisa di lakukan dunia Politik terhadap dunia Ekonomi, tetapi
setidaknya Politik lah yang bahu membahu dalam perkembangan bisnis di
Indonesia. Contoh nyatanya adalah seperti yang terjadi pada proyek
pembangunan negara yang berkelanjutan, dengan latar belakang adanya
orang besar di partai politik proyek pembangunan tersebut menjadi
terbengkalai karena peredaran uang yang tidak jelas pada pihak pebisnis
ataupun partai politik.
6. Teknologi
Semakin maju teknologi semakin maju pula
perekonomian nya, itulah sedikit kalimat yang sering kita dengar. Memang
terasa ringan tapi benar adanya. Indonesia adalah negara yang sedang
berkembang, berarti perekonomian nya pun sedang berkembang, teknologi
pun sangat berpengaruh terhadap bisnis yang masih berada di lingkaran
bidang Ekonomi. Contoh ringan nya adalah pengelolaan hasil pertambangan
yang sangat minim akan teknologi nya di Indonesia. Padahal hasil
pertambangan di indonesia sangatlah berlimpah. Akibatnya adalah hasil
yang berlimpah tersebut akan menjadi barang ekspor, yang nantinya akan
di impor kembali ke Indonesia yang siap di gunakan tentunya dengan harga
yang menjulang. Peredaran barang di pasaran pun menjadi terhambat
karena harga tinggi yang harus di bayar, sehingga membuat iklim bisnis
di Indonesia menjadi Pasif dengan barang yang di hasilkan oleh negeri
nya sendiri.
7.IzinUsaha
Izin usaha adalah suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang berwenang atas penyeleranggaraan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perorangan maupun suatu badan. Izin Usaha bermanfaat agar kegiatan usaha yang dilakukan lancar dan tidak mendapat masalah dalam hal penempatan usaha ataupun promosi produk.
sumber : http://hbagasena.wordpress.com/2012/10/19/faktor-yang-mempengaruhi-iklim-bisnis-di-indonesia/
3. Seberapa besar bisnis tersebut berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari ? jelaskan minimal 100 kata
Pengaruh Bisnis Dalam Kehidupan
Jawab :
memberikan potensi dukungan pada bisnis Apakah kesadaran masyarakat
akan pentingnya keberadaan bisnis cukup memadai Dapatkah kondisi yang
andai kata kurang baik, masih memungkinkan dapat dilakukan perubahan?
Pertanyaan-pertanyaan di atas akan membantu
tentang kelayakan dukungan terhadap pembangunan bisnis termasuk potensi pengembangannya di tahun- tahun berikutnya. Selain itu aspek sosial juga mesti menyentuh beberapa hal terkait dengan kemungkinan dampaknya kepada masyarakat sekitar di kemudian hari. Untuk membantu mengkaji dampak proyek maka pertanyaan-pertanyaaan berkut akan membentu menemukan mengidentifikasikan dampak maupun manfaat bisnis dari
aspek sosial: Bagaimanakan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung dari kegiatan bisnis terhadap pola kedupan masyarakat sekitar
Apakah bisnis akan menimbulkan efek negaif terhadap pola komunikasi dan stuktur budaya yang dianggap mapan selama ini
Adakah kontribusi bisnis terhadap kesadaran pendidikan dan kesehatan Pola-pola hidup (gaya
hidup) yang bagaimana yang akan berubah akibat dibangunnya bisnis di sekitar tempat tinggal mereka, dan lain-lainn
`Bagaimana dampak bisnis terhadap kesehatan baik phisik amupun psikologi masyarkat sekitar. Pendek kata, kajian faktor social pada Studi kelayakan bisnis lebih menitik beratkan pada tata nilai (Value) dan sikap ( attitutde ) masyarakat yang membawa pengaruh terhadap gaya hidup
( life style ) dan mempengaruhi permintaan akan suatu produk jasa yang akan dihasilkan oleh bisnis yang bersangkutan termasuk kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Sebagai contoh kongkrit misalnya Keberhasilan Progran Keluarga Berencana di tahun 80 an selain berpengaruh terhadap demografi juga pada perilaku konsumsi, pendidikan formal, jenjang pendidikan. Perubahan pandangan terhadap waktu kerja, maupun wanita karir. Kuantitas maupun kualitas serta tuntutan terhadap produk/jasa ikut berpengaruh karena faktor ini.
Demikian halnya misalnya keberhasilan dalam masyarakat, teknologi informasi memungkinkan masyarakat di berbagai dunia mengadopsi budaya antar bangsa, pengaruh lintas budaya tersebut akan mempengaruhi aktivitaas dan produk yang dikonsumsi, ini terkait dengan adaptasi maupupun terjadinya adopsi budaya yang menyebabkan berubahkan daya
hidup, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap pola kunsumsi masyarakat.Oleh karena itu setiap Rencana bisnis perlu dikaji bagaimana dampak dari perubahan-perubahan itu termasuk
manfaatnya terhadap kehidupan sebuah komunitas di masyarakat, ukuran kelayakan bisnis pada aspek ini lebih ditekankan kepada hal-hal yang menyentuh kepentingan masyarakat banyak baik dalam dimensi jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah bisnis haruslah juga didirikan
tidak memberikan dampak negative terhadap kehidupan masyarakat, akan tetapi sebaliknya justru harus dapat berkontribusi terhadap meningkatkan martabat kehidupan masyarakat,misalnya meningkatnya mutu kesehatan, mutu pendidikan bahkan mutu
ekonomi mereka (meningkatknya daya beli) Setiap kegiatan yang dijalankan, termasuk pendirian bisnis baru akan selalu disertai dengan dampak-dampaknya, baik dampak positif dan negatif bagi pelaku dan juga berbagai kalangan disekitarnya. Suatu proyek akan dinyatakan layak dari aspek social ekonomi, jika dari perhitungannya dampak positif keberadaan proyek jauh lebih besar dari pada dampak negatif yang timbul dari berdirinya proyek tersebut.
tentang kelayakan dukungan terhadap pembangunan bisnis termasuk potensi pengembangannya di tahun- tahun berikutnya. Selain itu aspek sosial juga mesti menyentuh beberapa hal terkait dengan kemungkinan dampaknya kepada masyarakat sekitar di kemudian hari. Untuk membantu mengkaji dampak proyek maka pertanyaan-pertanyaaan berkut akan membentu menemukan mengidentifikasikan dampak maupun manfaat bisnis dari
aspek sosial: Bagaimanakan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung dari kegiatan bisnis terhadap pola kedupan masyarakat sekitar
Apakah bisnis akan menimbulkan efek negaif terhadap pola komunikasi dan stuktur budaya yang dianggap mapan selama ini
Adakah kontribusi bisnis terhadap kesadaran pendidikan dan kesehatan Pola-pola hidup (gaya
hidup) yang bagaimana yang akan berubah akibat dibangunnya bisnis di sekitar tempat tinggal mereka, dan lain-lainn
`Bagaimana dampak bisnis terhadap kesehatan baik phisik amupun psikologi masyarkat sekitar. Pendek kata, kajian faktor social pada Studi kelayakan bisnis lebih menitik beratkan pada tata nilai (Value) dan sikap ( attitutde ) masyarakat yang membawa pengaruh terhadap gaya hidup
( life style ) dan mempengaruhi permintaan akan suatu produk jasa yang akan dihasilkan oleh bisnis yang bersangkutan termasuk kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Sebagai contoh kongkrit misalnya Keberhasilan Progran Keluarga Berencana di tahun 80 an selain berpengaruh terhadap demografi juga pada perilaku konsumsi, pendidikan formal, jenjang pendidikan. Perubahan pandangan terhadap waktu kerja, maupun wanita karir. Kuantitas maupun kualitas serta tuntutan terhadap produk/jasa ikut berpengaruh karena faktor ini.
Demikian halnya misalnya keberhasilan dalam masyarakat, teknologi informasi memungkinkan masyarakat di berbagai dunia mengadopsi budaya antar bangsa, pengaruh lintas budaya tersebut akan mempengaruhi aktivitaas dan produk yang dikonsumsi, ini terkait dengan adaptasi maupupun terjadinya adopsi budaya yang menyebabkan berubahkan daya
hidup, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap pola kunsumsi masyarakat.Oleh karena itu setiap Rencana bisnis perlu dikaji bagaimana dampak dari perubahan-perubahan itu termasuk
manfaatnya terhadap kehidupan sebuah komunitas di masyarakat, ukuran kelayakan bisnis pada aspek ini lebih ditekankan kepada hal-hal yang menyentuh kepentingan masyarakat banyak baik dalam dimensi jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah bisnis haruslah juga didirikan
tidak memberikan dampak negative terhadap kehidupan masyarakat, akan tetapi sebaliknya justru harus dapat berkontribusi terhadap meningkatkan martabat kehidupan masyarakat,misalnya meningkatnya mutu kesehatan, mutu pendidikan bahkan mutu
ekonomi mereka (meningkatknya daya beli) Setiap kegiatan yang dijalankan, termasuk pendirian bisnis baru akan selalu disertai dengan dampak-dampaknya, baik dampak positif dan negatif bagi pelaku dan juga berbagai kalangan disekitarnya. Suatu proyek akan dinyatakan layak dari aspek social ekonomi, jika dari perhitungannya dampak positif keberadaan proyek jauh lebih besar dari pada dampak negatif yang timbul dari berdirinya proyek tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar